MAKALAH
TENTANG
IBU POST PARTUM BLUES
DISUSUN OLEH : KELOMPOK
10
ANGGOTA KELOMPOK:
1.
NOVI MEGA ASTUTI
2.
PARDIKA KUSUMA WAEDANI
3.
RISNA WAHYUNI
4.
SARTIKA
5.
SINTA EKA SASTRAWATI
6.
VELLA WAHYUNI
DOSEN PEMIMBING:
1.
ETY APRIANTI S.SiT
2.
YULIA ARIFIN S.SiT
3.
ULLIY IFFAH Amd Keb
STIKES MERCUBAKATIJAYA
PADANG
PRODI DIII KEBIDANAN
TA.2012
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNyalah sehingga penulisan makalah
ini yang berjudul “Post partum blues”dapat terselesaikan dengan baik
tepat pada waktunya.
Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi para pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih bagi
orang-orang yang telah berjasa membatu
dalam pembuatan makalah ini.karna berkat merekalah dapat terciptanya
makalah ini.maka kami terima kasih kepada :
1. Dosen
pemimbing mata kuliah Askeb III
yang telah memimbing kami dalam mata kuliah ini.
2. Orang
tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah dalam
pembuatan makalah ini.
3. Teman-teman
yang turut membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan.
untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Padang,
01 Oktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................................................
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................................
Bab II tinjauan teori ................................................................................................................
A. Definisi Post Partum Blues ........................................................................................
B. Gejala Post Partum Blues ............................................................................................
C. Etiologi Terjadinya Post Partum
Blues .......................................................................
D. Manifestasi Klinis ........................................................................................................
E. Patofisiologi ................................................................................................................
F. Pemeriksaan Diagnistik ...............................................................................................
G. Penatalaksanaannya .....................................................................................................
H. Pencegahannya ............................................................................................................
Bab III Tinjauan kasus ............................................................................................................
A. Format Ibu Post Partum ..............................................................................................
B. Matriks Ibu Post Partum .............................................................................................
Bab IV Penutup ......................................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehamilan
merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan
adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum
wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui
tetapi sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat
menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang kompleks,
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan
yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan
dari norma-norma sosial cultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri
dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
Masa nifas
adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik maupun psikologis
terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih 6 minggu. Selain itu
pengertian masa nifas adalah masa mulainya persalinan sampai pulihnya alat-alat
dan anggota badan yang berhubungan dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli.
1989).
Dari dua pengertian di atas
kelompok meyimpulkan bahwa masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan
hingga pulihnya alat-alat kandungan dan anggota badan serta psikososial yang
berhubungan dengan kehamilan/persalinan selama 6 minggu. Dalam proses adaptasi
pada masa postpartum terdapat tiga metode yang meliputi ”immediate
puerperineum” yaitu 24 jam pertama setelah melahirkan, ”early puerperineum”
yaitu setelah 24 jam hingga 1 minggu, dan ”late puerperineum” yaitu setelah
satu minggu sampai 6 minggu postpartum.
Perubahan
psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga
fase:
1.
taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya
dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai
2 hari.
2.
taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4
sampai 5 minggu.
3.
fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya,
mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
Perubahan
tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada seorang ibu
yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan psikologi yang
abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu
postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum nonpsikosis,
dan psikosis pascapartum. Pada makalah ini kami akan membahas secara khusus
mengenai post partum blues. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam
menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau
bulan-bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi
psikologis. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi
sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami
gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma yang oleh
para peneliti dan klinisi disebut post-partum blues.
B.
Rumusan Masalah
pada makalah ini adapun rumusan masalah dari makalh ini kami membahas apa
itu post partum blues, gejala, etiologi, dan apa saja kasus yang terkait dengan
post partum blues?. Ini seperti yang di bahas daam makalah ini.
C.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud dengan
gangguan psikologis pada ibu masa postpartum khusunya post partum Blues.
2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui dan memahami
definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, gambaran klinis, diagnosis,
penatalaksanaan dan Asuhan keperawatan pada Gangguan psikologis ibu postpartum.
b.
Meningkatkan
kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.
c.
Memenuhi salah satu tugas
perkuliahan Keperawatan Maternitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Postpartum
blues
Masa
nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.
Nifas
dibagi dalam 3 periode :
- Puerperium dini yaitu kepulihan ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
- Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
- Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Pada
waktu nifas sering muncul banyak masalah salah satunya masalah tentang
psikologi ibu seperti postpartum blues. Post partum blues merupakan
kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara
waktu yakni sekitar dua hari hingga 10 hari sejak kelahiran bayinya.
Post partum
blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman
(kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri.
Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang
melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat
mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Post-partum
blues sendiri sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis
referensi di literature kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan
pasca-salin yang disebut sebagai ‘milk fever’ karena gejala disforia tersebut
muncul bersamaan dengan laktasi.
Dewasa ini,
post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby
blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak
dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in,
cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam
rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
B. Gejala-gejala
post partum blues
Ada
beberapa gejala-gejala yang timbul pada ibu yang mengalami postpartum blues ,
yaitu:
1. Cemas
tanpa sebab
- Menangis tanpa sebab
- Tidak percaya diri
- Tidak sabar
- Sensitif, mudah tersinggung
- Merasa kurang menyangi bayinya
- Tidak memperhatikan penampilan dirinya
- Kurang menjaga kebersihan dirinya
- Gejala fisiknya seperti : kesulitan bernafas, ataupun perasaan yang berdebar-debar.
- Ibu merasakan kesedihan, kecemasan yang berlebihan
- Ibu merasa kurang diperhatikan oleh suami ataupun keluarga.
C.
Etiologi terjadinya
Postpartum Blues
Etiologi
atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum
diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya
postpartum blues, antara lain:
1.
Faktor hormonal yang
berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan
kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional
pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine
oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan
serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.
2.
Faktor demografi yaitu umur
dan paritas.
3.
Pengalaman dalam proses
kehamilan dan persalinan.
4.
Latar belakang psikososial
ibu, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat
gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari
lingkungannya (suami, keluarga dan teman).
a.
Apakah suami menginginkan juga kehamilan
ini
b.
apakah suami, keluarga, dan
teman memberi dukungan moril
(misalnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga, atau berperan sebagai tempat
ibu mengadu/berkeluh-kesah) selama ibu menjalani masa kehamilannya atau timbul
permasalahan, misalnya suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan
istri maupun
persoalan lainnya dengan suami, problem dengan orang tua dan mertua, problem dengan si sulung.
5.
Takut kehilangan bayinya
atau kecewa dengan bayinya.
Namun ada beberapa pendapat
yang menyebutkan bahwa Post partum blues tidak berhubungan dengan
perubahan hormonal, biokimia atau kekurangan gizi. Antara 8% sampai 12% wanita
tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan
sehingga mencari bantuan dokter. Dengan kata lain para wanita lebih mungkin
mengembangkan depresi post partum jika mereka terisolasi secara sosial dan
emosional serta baru saja mengalami peristiwa kehidupan yang menakan.
- Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.
- Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.
- Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.
- Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan
- Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga
- Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.
Dengan
kata lain para wanita lebih mungkin mengembangkan depresi post partum jika
mereka terisolasi secara sosial serta baru saja mengalami peristiwa kehidupan
yang menekan. Postpartum
Blues tidak berhubungan dengan perubahan hormonal ,biokimia atau kekurangan
gizi. Antara 8% sampai 12% wanita tidak bisa menyesuaikan peran sebagai
orang tua dan menjadi sangat tertekan sehingga mencari bantuan dokter.
D. Manifestasi Kinis
Gejala-gejala
postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala
tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6 hari setelah melahirkan.
Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya Ibu sering tiba-tiba menangis
karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit
kepala sering berganti mood, mudah tersinggung (iritabilitas), merasa terlalu
sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap hal yang
semula sangat diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat
keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja
di lahirkan , insomnia yang berlebihan.
Gejala-gejala
itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam
waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung
beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression.
E. Patofisiologi
Sejarah
kehamilan adalah factor utama yang bisa menimbulkan terjadinya baby blues ini
atau biasa dikenal dengan post partum blues. Riwayat seperti kehamilan yang
tidak di inginkan, adanya problem dengan orang tua atau mertua, kurangnya biaya
untuk persalinan, kurangnya perhatin yang diberikan pada si ibu dan factor ari etiologi serta factor psikolog
lainnya merupakan penyebab utama.
Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan
emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim
monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi
nonadrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian
depresi.
Karena proses
ini pula seorang ibu setelah melahirkan mengalami perubahan pada tingkat
emosional. Biasanya ibu akan mengalami kenaikan dalam resons psikologisnya,
sensitive dan lebih membutuhkan perhatian, kasih sayang dari orang di
sekitarnya yang di anggap penting baginya. Keabnormalitasan pada post partum
blues ini mengakibatkan rasa tidak nyaman, kecemasan yang mendalam pada diri
ibu, tek jarang terkadang seorang ibu menangis tanpa sebab yang pasti. Khawatir
pada bayinya dengan kekhawatiran yang berlebihan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini
belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post partum
blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat
disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila memenuhi kriteria
gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang
mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami
post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
Skrining untuk
mendeteksi gangguan mood/depresi sudah merupakan acuan pelayanan pasca salin
yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat dipergunakan beberapa kuesioner
dengan sebagai alat bantu. Endinburgh Posnatal Depression Scale (EPDS)
merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas
perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaannya
berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah serta
mencakup hal-hal lain yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini
terdiri dari 10 (sepuluh) pertanyaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4
(empat) pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai
dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan
harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5
menit. Cox et. Al., mendapati bahwa nilai skoring lebih besar dari 12 (dua
belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif 73% untuk
mendiagnosis kejadian post-partum blues . EPDS juga telah teruji validitasnya
di beberapa negara seperti Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia.
EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya
meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu kemudian.
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
disini adalah cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas dengan postpartum
blues. Ada beberapa cara untuk mengatasi masalah ini yaitu :
1.
Dengan cara pendekatan
komunikasi teraupetik
Tujuan
dari komunikasi teraupetik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan
pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
a.
Mendorong pasien mampu
meredakan segala ketegangan emosi.
b.
Dapat memahami dirinya
c.
Dapat mendukung tindakan
konstruksi
2.
Peningkatan support
mental/dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan masa
nifas dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan
mengalami fase-fase, sebagai berikut :
a.
Fase taking in yaitu periode ketergantungan
yang berlangsung pada hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada
saat itu focus perhatian ibu hanya pada dirinya sendiri, pengalaman selama
proses persalinan sering berulang-ulang diceritakannya. Hal ini membuat
cenderung ibu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
b.
Fase taking hold yaitu
periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah persalinan. Pada fase ini ibu
merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi. Pada fase ini ibu karena saat ini merupakan kesempatan yang baik
untuk menerima berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya sehingga
timbul percaya diri.
c.
Fase letting go, merupakan
fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung sepuluh hari
setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya
sudah meningkat.
H. Pencegahan
Postpartum Blues dapat
dicegah dengan cara :
- Anjurkan ibu untuk merawat dirinya sendiri, yakinkan pada suami atau keluarga untuk selalu memperhatikan ibu.
- Menu makanan yang seimbang.
- Olahraga secara teratur.
- Mintalah bantuan keluarga dan suami untuk merawat ibbu dan bayinya.
- Rencanakan acara keluar bersama bayi berdua dengan suami.
- Rekreasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY.”R” DENGAN POST PARTUM BLUES
DI PUSKESMAS KURANJI,PADANG
TANGGAL 15 FEBRUARI 2011
A.
FORMAT
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas / Biodata Klien
Nama istri :
Ny.”R”
Umur : 25 Tahun
Bangsa :
Indonesia
Suku :Caniago
Agama :
Islam
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Pegawai negri
Alamat :Jl.
Kampung baru no. 37 RT.04 RW.02 KEL. GN.Sarik Kec. Kuranji,Padang
No. Hp :085356917417
Nama suami : Tn.”K”
Umur : 30 Tahun
Bangsa :
Indonesia
Suku :
jawa
Agama :
islam
Pendidikan :
SMA
Pekerjaan :
Pegawai swasta
Alamat :
Jl. Kampung baru no. 37 RT.04 RW.02 KEL. GN.Sarik Kec. Kuranji,Padang
No. Hp :081363730717
Nama keluarga dekat yang mudah dihubungi : orang tua
Alamat :
Jl. Kampung baru GN. Sarik
No. Hp :085363099037
No. Registrasi / MR :15-02-93
b. Data Subjektif
Pasien masuk pada tanggal/ jam : 15-02-2011 / 15.00 wib
Di data pada tanggal :
15-02-2011 / 15.00 wib
1)
Alasan masuk : Perawatan nifas
2)
Keluhan utama : Ibu
dengan P2A0 post partum 4 hari yang lalu mengatakan sulit tidur, cemas, tidak
nafsu makan, perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak
perduli dengan bayinya dan tidak perduli dengan penampilan dan kebersihan
dirinya.
3)
Riwayat menstruasi
a)
Haid pertama : Umur 13 Tahun
b)
Siklus : ± 28 hari
c)
Banyaknya : 2-3 x ganti duk
d)
Warnanya :
Merah tua
e)
Lamanya :
5-6 hari
f)
Sifat darah : Encer
g)
Teratur/ tidak : Teratur
h)
Dienorhoe : Tidak ada
4)
Riwayat kehamilan
a)
Ini anak pertama
5)
Riwayat persalinan
sekarang
a)
Tempat persalinan : Puskesmas Kuranji Padang
b)
Jenis persalinan : Spontan
c)
Lama persalinan
(1)
Kala I : 6 jam
(2)
Kala II : 1 jam
(3)
Kala III : 15 menit
d)
Dipimpin menahan
(1)
Ketuban : Di pecahkan
(2)
Warnanya :
Jernih
6)
Persalinan ditolong
oleh : Bidan
7)
Komplikasi : Tidak ada
8)
Placenta : Lengkap
9)
Berat : ± 500 garm
10) Panjang tali pusat :
± 50 gram
11) Kelainan :
Tidak ada
12) Perinium :
Ada luka perinium dan sudah di jahit
13) Pendarahan
a)
Kala I : ± 52 gram
b)
Kala II : ± 100 gram
c)
Kala III : ± 100 gram
d)
Kala IV : ± 50 gram
14) BAYI
a)
Lahir tanggal : 12-02-2011
b)
Jam : 03.00 WIB
c)
PB : 49 cm
d)
BB : 2900 gram
e)
Apgar
(1)
Menit I : 7
(2)
Menit V : 9
f)
Cacat bawaan : Tidak ada
g)
Masa gestasi : Aterm
h)
Komplikasi : Tidak ada
i)
Banyak air ketuban : ± 150 cc
j)
Keadaan : Baik
15) Pola makanan
a)
Makanan dan minuman
terakhir : 15-O2-2011/jam 13.00 wib
b)
Jenis : ½Piring nasi
+ ¼potong ikan + ¼ potong tahu.
c)
Masalah : Kurang nafsu makan
16) Menyusui bayi :
Ibu tidak mau menyusui bayinya
17) Melakukan pekerjaan rumah :
belum bisa
18) Perawatan pada bayi : Belum Mampu
19) Pola eliminasi
a)
BAK
(1)
Frekuensi :
2 X
(2)
Warna : Kuning jernih
(3)
Keluhan : Tidak ada
b)
BAB
(1)
Frekuensi :1X
Sehari
(2)
Warna : kuning
(3)
Konsistensi : Sedang
(4)
Keluhan : Tidak ada
20) Pola istirahat dan tidur
a)
Istirahat dan tidur
sebelum melahirkan : ± 30 menit
b)
Istirahat dan tidur
sesudah melahirkan : ± ½ jam
c)
Istirahat dan tidur
selama beberapa hari setelah melahirkan: sulit tidur
21) Personal
hygiene
a)
Mandi
: 1x sehari
b)
Gosok
gigi
: 1x sehari
c)
Keramas
: 1x seminggu
d)
Ganti
pembalut : 1x
sehari
e)
Ganti
pakaian
: 1x sehari
f)
Perawatan payudara
: tidak ada
22) Olah
raga
a)
Senam nifas
: tidak ada
b)
Frekwensi
: tidak ada
23) Riwayat keterangan keluarga
a)
Riwayat penyakit
yang pernah di derita
(1)
Jantung : Tidak ada
(2)
Hipertensi :
Tidak ada
(3)
Asma : Tidak ada
(4)
Ginjal : Tidak ada
(5)
TBC : Tidak ada
(6)
Epilepsi : Tidak ada
b)
Gamelli
1)
Lebih dari satu : Tidak ada
2)
Lebih dari dua : Tidak ada
24) Keadaan psikologi :
Terganggu
25) Riwayat kesehatan diri
a)
Penyakit yang
pernah di derita
(1)
Jantung : Tidak ada
(2)
Hipertensi :
Tidak ada
(3)
Asma : Tidak ada
(4)
Ginjal : Tidak ada
(5)
TBC : Tidak ada
(6)
Epilepsi : Tidak pernah
(7)
PMS : Tidak pernah
b)
Riwayat elergi
(1)
Makanan : Tidak ada
(2)
Obat-obatan : Tidak pernah
26) Riwayat tranfusi darah : Tidak ada
27) Riwayat operasi : Tidak ada
28) Riwayat kelainan jiwa :Tidak ada
29) Keadaan emosional
a)
Perkawinan
(1)
Status perkawinan : Kawin
(2)
Perkawinan ke :
Satu
(3)
Kawin 1 tahun : 2010
(4)
Setelah kawin
berapa lama baru hamil : 3 Bulan
b)
Kehamilan
(1)
Diterima : tidak
(2)
Direncanakan : tidak
(3)
Status emosional : tidak terlalu baik
30) Hubungan dengan keluarga :
saat ini kurang baik
31) Hubungan dengan keluarga :
Sebelummya Harmonis
32) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat : kurang
Baik
33) Jumlah anggota keluarga :
6 orang
34) Keadaan ekonomi
a)
Penghasilan
perbulan : Rp. 1.000.000.-
b)
Penghasilan
perkapita : RP. 500.000.-
35) Kegiatan spiritual :
Baik
36) Pengetahuan kontrasepsi :
Tidak ada
37) Pengetahuan imunisasi pada bayi: Tidak ada
c. Data Objektif
1)
Pemeriksaan umum
a)
Kesadaran :
Baik
b)
Keadaan emosional : CMC
c)
BB sebelum hamil : 43 Kg
d)
BB Nifas :
44 Kg
e)
TB : 160 cm
f)
Lila : 23,5 cm
2)
Tanda vital
a)
TD : 110/70
mmHg
b)
Nadi : 80 X/i
c)
Suhu : 37˚C
d)
Pernafasan :
22 X/i
3)
Pemeriksaan khusus
a)
Kepala
(1)
Rambut : Bersih tidak berketombe, tidak
rontok
(2)
Muka : Tidak pucat dan tidak ada
oedema
(3)
Mata :conjungtiva tidak pucat
sklera tidak nikterik
(4)
Mulut : lidah bersih, bibir tidak
hidrosis dan tidak tomatis
(5)
Gigi : Tidak terdapat caries
b)
Leher : Tidak ada
pembengkakan kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar limfa
c)
Dada
(1)
Mamae : simetris kiri dan kanan, pasila
menonjol kiri-kanan
(2)
Benjolan : Tidak ada
(3)
Kelenjar mongomery : Menonjol
(4)
Pengeluaran ASI : Ada dan kurang lancar
(5)
Rasa nyeri : Tidak ada
d)
Punggung dan
pinggang : Tidak ada kelainan
e)
Abdomen
(1)
Inspeksi : Tidak ada bekas luka
(2)
Palpasi : TFU 2 jari di bawah pusat
(3)
Auskultasi : BISING USUS
f)
Ekstremitas atas : Baik
g)
Ekstremitas bawah : Baik
h)
Genetalia
(1)
Pengeluaran lochea :Sanguinolenta
(2)
Bau : Amis
(3)
Jumlah : ± 100 cc
(4)
Perineum : Ada bekas jahitan
Perkusi
(1)
Refleks patella
kanan : (+)
(2)
Refleks patella
kiri :(+)
Pemeriksaan labor :
(1)
Hb : 10 mmHg
B.
MATRIKS IBU POST PARTUM BLUES
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA
NY.”R” DENGAN POST PARTUM BLUES
DI PUSKESMAS KURANJI,PADANG
TANGGAL 15 FEBRUARI 2011
Data
|
Interprestasi
|
Masalah potensial
|
Tindakan segera
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
Tanggal : 15-02-2011
Pukul :16.00 wib
Data subjektif
Ø Ibu mengatakan bahwa dia tidak mau menyusui bayinya.
Ø Keluarga mengatakan kalau ibu sulit tidur
Ø Ibu mengatakan tidaka ada nafsu makan.
Ø Ibu mengatakan tidak mau merawat bayinya
Data objektif
Ø BB : 45 kg
Ø Tanda-tanda Vital
·
TD :110/70 mmHg
·
N : 80x/i
·
S : 37˚C
·
P : 22x/i
Ø Payudara : payudara bersih ASI lancar.
Ø TFU : 3 Jari diatas sympisis.
Ø Lochea sangui nolenta : warna kuning berisi darah dan lendir.
Ø Muka :
·
Kelopak mata tidak oedema .
·
Conjungtiva tidak pucat.
·
Sklera tidak nikterik.
|
Diagnosa :
Ø Ibu post partum 4 hari
Ø KU ibu baik disertai terganggunya psikologi ibu.
Dasar
Ø Bayi lahir spontan pada tanggal 12 februari 2011 jam 23.00 wib.
Ø Ibu sulit tidur dan tidak nafsu makan.
Ø Ibu tidak mau melakukan perawatan pada bayinya.
Ø Tanda vital siga dalam keadaan normal.
Ø TFU 3 jari diatas sympisis.
Masalah:
Ø Ibu tidak mau merawat dan menyusui bayinya.
Kebutuhan :
Ø Informasikan keadaan ibu.
Ø Memberikan bimbingan konseling kepada ibu
Ø Berikan penjelasan bagaimana peran
ibu yang harus ibu jalani dan megubah pikirannya agar lebih menyayangi
anaknya.
Ø Jadwal kunjung ulang.
|
Tidak ada.
|
Tidak ada.
|
1. Jelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Berikan penjelasan pada ibu bagaimana perannya sebagai seorang ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk merawat dirinya
4. Menganjurkan ibu untuk selalu berprilaku hidup sehat.
5. Ajak keluarga untuk mendekatkan ibu dan bayi
6.
Menetapkan Jadwal kunjungan
ulang pada ibu.
|
1.
Menjelaskan kepada ian umum
ibu bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, keadaan ibu
baik karena pendarahan dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2.
Menjelaskan pada ibu apa
perannya setelah menjadi seorang ibu, seperti:
a.
Menjaga dan merawat anaknya.
b.
Menyusui bayinya.
c.
Memberikan makan bayinya
nanti kelak bayinya bisa makan seperti bayi umur 6 bulan
d.
Memberikan kasih sayang
kepada anaknya.
3.
Menganjurkan ibu untuk
menjaga dirinya dengan:
a. Selalu mandi minimal 2x sehari
b. Gosok gigi minimal 2x sehari
c. Mengganti duk minimal 4x sehari
4.
Menganjurkan ibu untuk selalu
sehat dengan cara:
a. Makan-makanan yang bergizi dan seimbang yaitu dengan kadar enegi 3000
kkal. Dan yang harus diperhatikan pada ibu harus makan banyak sayuran dan
buah-buahan
b. Perbanyak olah raga seperti senam nifas yang mana untuk menambah energi
dan juga dapat mempercepat sembuhnya luka saat poersalinan
5.
Ajak keluarga untuk
mendekatkan ibu dengan bayinya dengan cara :
a. Sering-sering rekreasi bersama ibu dan bayinya untuk mengurangi stress
post partum.
b. Berikan bantuan moril kepada ibu agar dapat merawat bayinya.
c. Berikan kasih sayang yang lebih pada ibu dan bayinya agar ibu tidak
merasa di kucilkan atau merasa tidak dianggap.
6.
Membuat kesepakatan dengan
ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke puskesmas kuranji padang atau apabila
ada keluhan-keluhan yang tidak diinginkan.
|
1.
Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
2. Ibu mencoba mengerti dan berjanji akan mencoba untuk merawat, menyayangi
dan menyusui bayinya
3. Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan dan berjanji akan merawat dirinya
sendiri.
4. Ibu mengerti dengan apa yang telah di jelaskan dan berjanji untuk mencoba
makan bergizi dan berolahraga.
5.
Keluarga mengerti dengan apa
yang telah di jelaskan dan berjanji akan mengajak ibu dan bayi untuk rekreasi
bersama danjuga akan selalu berusaha untuk mendekatkan si ibu kepada bayinya
sehingga ibu dapat menerima bayinya dengan baik.
6. Ibu bersedia datang untuk kunjungan ulang dengan jadwal yang ditentukan
atau bila ada keluhan / masalah yang tidak diinginkan.
|
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Post
partum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya
hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hingga 10 hari sejak
kelahiran bayinya.
Ada
beberapa gejala-gejala yang timbul pada ibu yang mengalami postpartum blues, yaitu:
1. Cemas
tanpa sebab
- Menangis tanpa sebab
- Tidak percaya diri
- Tidak sabar
- Sensitif, mudah tersinggung
- Merasa kurang menyangi bayinya
- Tidak memperhatikan penampilan dirinya
- Kurang menjaga kebersihan dirinya
Post partum blues dapat
dicegah dengan cara :
1.
Aanjurkan ibu untuk merawat
dirinya, yakinkan pada suami atau keluarga untuk
selalu memperhatikan si ibu
2.
Menu makanan yang seimbang
3.
Olah raga secara teratur
4.
Mintalah bantuan pada keluarga atau suami
untuk merawat ibu dan bayinya.
5.
Rencanakan acara keluar
bersama bayi berdua dengan suami
6.
Rekreasi
B.
SARAN
Bagi
MahasiswaDiharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagi
Petugas – petugas Kesehatan dsiharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat
memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan pada ibu post partum blues.
DAFTAR PUSTAKA
makalah-asuhan-kebidanan.blogspot.com/.../post-partum-blues.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar