Kamis, 15 Agustus 2013

PERENCANAAN KELUARGA DAN PENAPISAN KLIEN



PERSYARATAN MEDIS DALAM PENGGUNAAN KB

PERSYARATAN MEDIS(MEDICAL ELIGIBILITY) DALAM PENGGUNAAN KONTRASEPSI
Umum :
·         Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan perempuan dan anak, serta merupakan hak asasi manusia
·         Telah terjadi perkembangan yang berrti dalam teknologi kontrasepsi, misalnya tansisi dari esterogen dosis tinggi ke dosis rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah menghasilakn pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif. Di lain pihak masih sangt banyak pasangan di seluruh dunia yang belum mendapatkan akses terhadap pelayanan keluarga berencana karena berbagai faktor seperti maslaah logistik, sosial, prilaku, organisasi, dan prosedur dalam sistem pelayanan kesehatan yang perlu diperbaiki.
·         Untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan KB yang bermutu dilakukan berbagai strategi, misalnya:
1.      Hak-hak klien perlu dipertimbangkan dalam perencanaan,manajemen, dan penilaian dalam pelayan KB
2.      Meningkatkan ketersedian berbagai metode kontrasepsi sehingga klien dapat memilih metode kontrasepsi yang paling cocok untuk mereka
3.      Melaksanakan konseling dan pelayanan KB berdasarkan kriteria dan persyaratan medis yang terkini.
Isu tentang mutu pelayanan dan akses yang mempengaruhi pemberian kontrasepsi
·         Klien harus memperoleh informasi yang cukup sehingga dapat memilih sendiri metode kontrasepsi yang sesuai untuk mereka. Informasi tersebut meliputi pemahaman tentang efektivitas relatif (effectiveness) dari metode kontrasepsi, cara kerja, efek samping, manfaat dan kerugian metode tersebut, gejala dan tanda yang perlu ditindak lanjuti di klinik atau fasilitas kesehatan, kembalinya kesuburan dan perlindungan terhadap infeksi menular seksual
·         Untuk metode yang memerlukan prosedur bedah, insersi,atau pencabutan alat oleh tenaga terlatihtersebut perlu dilengkapi dengan fasilitas yang cukup agar prosedur tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan standar, termasukprosedur pencegahan infeksi.
·         Peralatan dan pasokan yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan harus tersedia
·         Petugas pelayanan garus dilengkapi dengan panduan-panduan yang memungkinkan mereka melaksanakan penapisan dan pelayanan terhadap klien sebaik-baiknya dan dapat menghindari risiko yang tidak diinginkan
·         Petugas pelayanan harus mendapat pelatihan yang cukup dalam konseling keluarga berencana. Konseling merupakan elemen kunci dalam mutu pelayanan, mulai dari kunjungan awal serta ulang, dan meliputi bukan hanya tentang kontrasepsi, melainkan maslah-masalah seksualitas dan pencegahan infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Efektivitas
·         Dalam hubungan pilihan kontrasepsi, klien perlu diberi infomasi tentang :
1.      Efektifitas relatif (relative effektivitas) dari berbagai metode kontrasepsi yang tersedia
2.      Efek negatif kehamilan yang tidak diinginkan pada kesehatan dan risiko kesehatan potensial pada kehamilan dengan kondisi medis tertentu.

Tabel:








Beberapa kondisi medis yang akan meningkatkan risiko jika terjadi kehamilan
1.      keadaan-keadaan dibawah ini akan meningkatkan risiko jika disertai kehamilan:
·           hipertensi (tekanan darah >160/100 mlnHg)
·           diabetes : insulin dependen : dengan nefropati/neuropati/retinopati atau penyakit jantung vaskular lainnya atau >20 tahun telah menderita diabetes
·           penyakit jantung iskemik
·           stroke
·           penyakit jantung katup dengan hipertensi
·           karsinoma payudara
·           karsinoma endometrium atau ovarium
·           infeksi menular seksual
·           HIV/AIDS
·           Sirosis hati
·           Hepatoma
·           Penyakit trofoblas ganas
·           Penyakit sl sickle (sel bulan sabit)
·           Skistosomiasis dengan librosis hati
·           Tuberkulosis
2.      Pada keadaan-keadaan diatas perlu dipilhkan metode kontrasepsi yang lebih
Kembalinya kesuburan
·         Semua metode kontrasepsi, kecuali kontrasepsi mantap (sterilisasi), tidak mengakibatkan terhentinya kesuburan
·         Kembalinya kesuburan berlangsung segera setelah pemakaian metode kontrasepsi diberhentikan, kecuali DMPA dan NET-EN yang waktu rata-rata kembalinya kesuburan adalah masing-masing 10 dan 6 bulan terhitung mulai suntikan terakhir.
·         Kontrasepsi mantap harus dianggap sebagai metode permanen
Klasifikasi persyaratan medis
1.      Keadaan atau kondisi yang mempengaruhi persyaratan medis dalam pengguanaan setiap metode kontrasepsi yang tidak permanen dikelompokkan dalm 4 kategori :
·         1 : kondisi dimana tidak ada pembatasan apapun dalam pengguanaan metode kontrasepsi
·         2 : pengguanaan kontrasepsi lebih besar manfaatnya dibandingkan dengan risiko yang diperkirakan akan terjadi
·         3 : risiko yang diperkirakan lebig besar daripada manfaat pengguanaan kontrasepsi
·         4 : risiko akkan terjadi bila metode kontrasepsi tersebut digunakan
2.      Kategori 1 dan 4 cukup jelas. Kategori 2 menunjukkan bahw ametode tersebut dapat digunakan, akan tetapi memerlukan tindak lanjut yang seksama. Kategori 3 memerlukan penilaian klinik dan akses terhadap pelayanan klinik yang abik. Seberapa besar masalah yang ada dan ketersediaan serta penerimaan metode alternatif perlu dipertimbangkan. Dengan perkataan lain, pada kategori 3, metode kontrasepsi tersebut tidak di anjurkan, kecuali tidak ada cara lain yang lebig sesuai tersedia. Perlu tindak lanjut yang ketat.
3.      Khusus untuk kontrasepsi mantap (tubektom dan vasektomi) digunakan klasifikasi lain, yaitu:
·         A : tidak ada alasan medis yang merupakan kontraindikasi dilakukannya kontrasepsi mantap
·         B : tindakan kontrasepsi mantap dapat dilakukan, tetapi dengan persiapan dan kewaspadaan khusus
·         C : sebaiknya tindakan kontrasepsi mantap di tunda sampai kondisi medis diperbaiki. Sementara itu berikan metode kontrasepsi lain
·         D : tindakan kontrasepsi mantap hanya dilakukan oleh tenaga yang sangat berpengtalaman, dan perlengkapan anastesi tersedia. Demikaian pula fasilitas penunjang lainnya. Diperlukan pula kemampuan untuk menentukan prosedur klinik serta anestesi yang lengkap.

B.       PERENCANAAN KELUARGA DAN PENAPISAN KLIEN

1.      Perencanaan Keluarga
·         Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia mendapat haid yang pertama (menarche)
·         Kesuburan seorang perempuan akan terus berlangsung sampai mati haid (menopouse)
·         Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya risiko paling rendah untuk ibu dan anak, adalah antara 20-35 tahun
·         Persalinan pertama  dan kedua paling rendah risikonya
·         Jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun
Dari faktor-faktor tersebut diatas maka kita dapat membuat perencanaan keluarga sebagai berikut:
Fase menunda kehamilan        fase menjarang kan kehamilan            fase tidak hamil lagi
                                                                                                                                                                                                                                                                                               
                                                                 2 – 4          
Gambar : perencanaan keluarga
Pemilihan Kotrasepsi Yang Rasional
Fase menunda kehamilan        fase menjarangkan kehamilan             fase tidak hamil lagi









 
*Pil                              *IUD               *IUD                           *steril
*IUD                           *Suntikan        *suntikan                     *IUD
*Sederhan                   *minipil           *minipil                       *implan
*Implan                       *pil                  *pil                              *suntikan
*Suntikan                    *implan           *implan                       *sederhana
                                    *sederhana      *sederhana                  *pil
                                                            *steril
Gambar: urutan pemilihan kontrasepsi yang rasional

2.      Penapisan klien
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada :
·         Kehamilan
·         Keadaan yang membutuhkan perhatikan khusus
·         Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi ) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut
Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diseleseikan dengan cara anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemerikasaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umumnya tidak diperlukan karena:
·         Sebagian besar klien keluarga berencan berusia muda (umur 16-35 tahun) dan umumnya sehat
·         Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi yang memmbutuhkan perhatian (misalnya kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus) jarang didapat pada umur sebelum 35 atau 40 tahun)
·         Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi esterogen dan progestin) lebih abik dari pada produk sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarng menimbulkan masalh medis
·         Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan esterogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi
Tabel: daftar tilik penapisan klien.metode nonopertif
Metode hormonal
(pil kombinasi, pil progestin, suntikan dan susuk)
Ya
Tidak
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih


Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan 1,2


Apakah mengalami pendarahan/pendarahan bercak antara haid setelah senggama


Apakah pernah ikterus pada kulit tau mata


Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual


Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak(edema)


Apakah pernah tekanan darah di atas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)


Apakah ada masa atau benjolan pada payudara


Apakah anda sedang minum obat-obatan anti kejang (epilepsi) 3


AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin)


Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu


Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain


Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual(IMS)


Apakah pernah mengalami penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik


Apakah pernah mengalami haid banyak (lebih 1-2 pembalut tiap 4 jam)


Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari)


Apakah pernah mengalami disminorea berat yang membutuhkan analgetika dan atau istirahat baring


Apakah pernah mengalami perdarahan atau perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama


Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung vascular atau kogenital


1.      Apabila klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan maka pil kombinasi adalah metode pilihan akhir
2.      Tidak cocok untuk pil progestin (minipil), suntikan (DMPA atau NET-EN), atau susuk
3.      Tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-EN)
Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cendrung menggunakan syarat pemakaian metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi secara dari klien. Akibatnya, banyak permintaan pemeriksaan laboratorium yang sebenarnya tidak diperlukan (misalnya pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau papsmear).
Walaupun permintaan menjadi klien keluarga berencana meningkat, kemampuan pelayanan terbatas karena tidak tersedia laboratorium untuk pemeriksaan yang diminta. Keaadaan ini merupakan hambatan terhadap pemilihan kontrasepsi dan pelaksanaan pelayanan. Karena itu agar klien dapat memperoleh cara kontrasepsi yang terbaik sesuai dengan pilihannya, penilaiancalon klien harus dibatasi pada prosedur yang diperlukan untuk semua klien pada setiap tatanan.
Jika semua keadaan diatas adalah”tidak” (negatif) dan tidak dicurigai adanya kehamilan, maka dapat diteruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon banyak yang “ya” (positif), berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.
Catatan :
Klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi di atas. Namun, petugas kesehatan harus mengetahui bagaiman keadaan klien sebenarnya. Bila diperlukan, petugas dapat mengulangi pertanyaan dengan cara yang berbeda. Juga perlu diperhitungkan masalah sosial, budaya atau agama yang mungkin berpengaruhterhadap responklien tersebut (dan pasangannya)
Tabel: Daftar tilik penapisan klien. Metode operasi (tubektomi)
Keadaan klien
Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan
Dilakukan di fasilitas rujukan
Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik)
Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, dan ginjal
Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal
Keadaan emosional
Tenang
Cemas / takut
Tekanan darah
<160/100 mmHg
160/100 mmHg
Berat badan
35-85 kg
>85 kg , <35 kg
Riwayat operasi abdomen/panggul
Bekas seksio sesaria (tampa perlekatan)
Operasi abdomen lainnya, perlekatan atu terdapat kelainan pada pemeriksaan panggul
Riwayat radang pnggul, hamil ektopik, apendisitis
Pemeriksaan dalam normal
Pemeriksaan dalam ada kelainan
Anemia
Hb 8 g %
Hb <8 g%

Tabel : daftar penapisan klien. Metode operasi vasektomi)
Keadaan klien
Dapat dilakukan pada fasilitas rawat jalan
Dilakukan di fasilitas rujukan
Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik)
Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal
Diabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjal
Keadaan emosional
Tenang
Cemas, takut
Tekanan darah
<160/100 mmHg
160/100 mmHg
Infeksi atau kelainan skorotum/ inguinal
Normal
Tanda-tanda infeksi atau ada kelainan
Anemia
Hb 8 g %
Hb 8 g %

Bagaiman menyakini bahwa klien tidak hamil
Klien tidak hamil apabila:
·         Tidak senggama tidak haid terakhir
·         Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar
·         Sekartang didalam 7 hari pertama haid terakhir
·         Di dalam 4 minggu pascapersalin
·         Dalam 7 hari pasca keguguran
·         Menyusui dan tidak haid
Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan, kecuali untuk menyingkirkan kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu.
Laboratorium
Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan yang lebih sensitif. Jika tidak tersedia tes kehamilan yang sensitif, klien di anjurkan memakai kontrasepsi barier sampai haid berikutnya.
Amenorea laktasi sebagai andalan cara kontrasepsi
Metode amenorea laktasi (MAL) sangat efektif untuk mencegah kehmilan (pencegahan 98% jika dilaksanakan secara benar pada 6 bulan pertama pascapersalinan: eksklusif ASI (lebih dari 8 x sehari ) pencegahan 93% jika dilaksanakan sampai 12 bulan pascapersalinan)
Pada perpanjangan masa menyusui petugas kesehatan dapat menyakinkan bahwa wanita tersebut tidak akan hamil bila sampai 6 bulan pascapersalinan melaksanakan MAL dengan baik.
Untuk klien yang akan memakai kontrasepsi jangka panjang (suntikan, norplant, atau AKDR) dan sudah lebih 6 bulan pascapersalinan disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dalam guna meyingkirkan kehamilan.
Tabel : prosedur penapisan klien
Prosedur
KBA atau MAL
Metode barier (kondom)
Metode hormonal (pil kombinasi, pil progestin/ suntikan/ implan
AKDR
Kontap wanita/ pria
Penapisan reproduksi
Tidak
Tidak
Ya (lihat daftar) 1
Ya (lihat daftar)
Ya (lihat daftar) 2
Seleksi ISR/IMS risiko tinggi
Tidak
Tidak
tidak
Ya
Ya
Pemeriksaan
tidak
Tidak
Tidak 3
Ya
-
Wanita umum
-
-
Tidak
-
Ya
Abdomen
-
-
Tidak
Ya
Ya
Pemeriksaan spekulum
-
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Pemeriksaan dalam
-
Ya
Tidak
Ya
Ya
Pria (lihat paha, penis, testis, skrotum)
-
Tidak
-
-
Ya
1.      Metode hormonal
2.      Oklusi tuba dan vasektomi
3.      Bila ceklis penapisan semua “tidak” pemeriksaan tidak diperlukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar