MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
EPIDEMIOLOGI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1.
FILLA YUL
EFWINDA
2.
FITRA ANITA
3.
FITRI YANTI
4.
NOVA FEBRIYANI
YUSUF
5.
NOVIELLA
INDIENTY
6.
NOVI MEGA
ASTUTI
7.
RISNA WAHYUNI
8.
ROSSY MUSTIKA
ANANDA .P
9.
VELLA WAHYUNI
10.
WANDA GUSTIA
NINGSIH
TINGKAT
: II A
DIII
KEBIDANAN
DOSEN
PEMBIMBING : YANI MAIDELWITA,SKM,.M.BIOMED
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur yang sebesar-besarnya
penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Epidemiologi”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ilmu Kesehatan
Masyarakat.
Upaya serta usaha telah penulis
berikan untuk makalah ini, namun penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan waktu
dan keadaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.
Atas bantuan dan bimbingan yang
penulis peroleh dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermafaat bagi pembacanya.
Padang, 11 April 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2. Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 3
DASAR-DASAR
EPIDEMIOLOGI ....................................................................... 3
2.1. Pengertian Epidemiologi .................................................................................. 3
2.2. Konsep Epidemiologi ....................................................................................... 5
2.3. Macam - macam Epidemiologi
......................................................................... 6
2.4. Tujuan dan Penerapan
...................................................................................... 6
2.4.1. Tujuan Epidemiologi .............................................................................. 6
2.4.2. Penerapan
Epidemiologi ........................................................................ 7
2.5. Peran Epidemiologi Dalam Kesehatan ............................................................. 7
2.6. Ruang Lingkup ................................................................................................ 8
2.7. Riwayat Penyakit Alamiah
............................................................................ 11
2.8. Upaya pencegahan dan Ukuran frekuensi penyakit ....................................... 13
2.9. Penelitian dan Variabel
.................................................................................. 15
2.10.Pengukuran Epidemiologi.............................................................................. 16
BAB
III PENUTUP ................................................................................................ 20
3.1. Kesimpulan ................................................................................................... 20
3.2. Saran ............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Epidemiologi
berasal dari perkataan Yunani, dimana epi- yang berarti ”permukaan, diatas, menimpa, atau
tentang”, demos yang
berarti ”orang, populasi, penduduk, manusia ” serta ologi berarti “ilmu tentang”. Secara etimologis,
epidemiologi berarti ilmu mengenai kejadian yang menimpa penduduk.
Epidemiologi
lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia
tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada
manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat
diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat,
dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan
sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan – determinan
frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Definisi
tersebut mengisyaratkan bahwa epidemiologi pada dasarnya merupakan ilmu empirik
kuantitatif, yang banyak melibatkan pengamatan dan pengukuran yang sistematik
tentang frekuensi penyakit dan sejumlah faktor-faktor yang dipelajari
hubungannya dengan penyakit.
Tujuan
akhir riset epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak
penyakit dan meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah
populasi manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi
dari ilmu kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan
perhatiannya kepada individu, jaringan, atau organ.
Epidemiologi
berguna untuk mengkaji dan menjelaskan dampak dari tindakan pengendalian kesehatan
masyarakat, program pencegahan, intervensi klinis dan pelayanan kesehatan
terhadap penyakit atau mengkaji dan menjelaskan faktor lain yang berdampak pada
status kesehatan penduduk. Epidemiologi penyakit juga daapt menyertakan
deskripsi keberadaannya di dalam populasi dan faktor – faktor yang
mengendalikan ada atau tidaknya penyakit tersebut.
1.2
Tujuan
a. Untuk
mengetahui defenisi,konsep,macam,tujuan dan penerapan, peranan, ruang
lingkup,pengukuran epidemiologi.
b. Untuk
mengetahui riwayat penyakit alamiah dan upaya pencegahannya.
BAB II
PEMBAHASAN
DASAR-DASAR EPIDEMIOLOGI
2.1
PENGERTIAN
Epidemiologi
adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis sifat dan penyebaran
berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari
sebab timbulnya masalah serta gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan
pencegahan maupun penanggulangannya. Epidemiologi merupakan disiplin ilmu-ilmu
kesehatan termasuk kedokteran, yakni suatu proses yang logis antara proses fisik,
biologis dan fenomena social yang berhubungan erat dengan derajat kesehatan,
kejadian penyakit maupun gangguan kesehatan lainnya.
Metode
epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari factor penyebab
serta hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok
penduduk tertentu. Dalam hal ini istilah penduduk dapat berarti sekelompok
objek tertentu baik yang bersifat organisme hidup seperti manusia, binatang dan
tumbuhan maupun yang bersifat benda/ material hasil produk industri serta benda
lainnya. Dengan demikian tidaklah
mengherankan bila metode epidemiologi tidak terbatas pada bidang kesehatan saja
tetapi pada bidang lainnya termasuk bidang manajemen. Oleh sebab itu dalam
penggunaannya, epidemiologi sangat erat hubungannya dengan berbagai disiplin
ilm diluar kesehatan, baik disiplin ilmu eksata maupun ilmu social.
Epidemilogi merupakan ilmu yang kompleks
dan senantiasa berkembang. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menentukan suatu
batasan yang baku. Hal ini tmpak dengan berbagai batasan yang dinyatakan oleh
para ahli epidemiologi sebagai berikut:
- Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi penyakit dan determinan yang mempengaruhi frekuensi penyakit pada kelompok manusia (Mac Mahon, B & Pugh, T.F., 1970)
- Epidemilogi adalah suatu studi tentang factor yang menentukan frekuensi dan distribusi penyakit pada populasi manusia (Lowe C.R& Koestrzewski. J, 1973)
- Epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan ruda paksa pada populasi manusia (Mausner J. S & Bahn, 1974)
- Epidemiologi adalah ilmu yng mempelajri distribusi penyakit atau keadaan fisiologis pada penduduk dan determinan yang mempengaruhi distribusi tersebut (Lilienfeld A.M & D. E Lilienfeld, 1980)
- Epidemiologi ialah suatu studi tentang distribusi dan determinan penyakit pada populasi manusia (Barker, D. J.P, 1982)
Dari
batasan tersebut terdapat persaman yaitu semua menyatakan epidemiologi ialah
ilmu yang mempelajari distribusi frekuensi penyakit beserta determinannya,
hanya terdapat dua perbedaan yaitu tambahan fenomena fisiologis (Lilienfeld
& Lilienfeld) dan ruda paksa (Mausner & Bhan). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa epidemiologi ialah ilmu yang mempelajari penyakit, ruda
paksa, dan fenomena fisiologis tentang frekuensi distribusi dan determinannya
pada kelompok manusia.
Pengertian epidemiologi ditinjau dari
berbagai aspek adalah:
a. Aspek Akademik
Secara
akademik, epidemiologi berarti analisis dta kesehatan, social ekonomi, dan
kecenderungan yang terjadi untuk mengadakan identifikasi dan interpretasi
perubahan-perubahan keadaan kesehatan yang terjadi atau akan terjdi
dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
b. Aspek Klinis
Epidemiologi
berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau
prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal kejadian luar
biasa atau timbulnya penyakit baru seperti, karsinoma vagina pada gadis remaja
atau AIDS yang awalnya ditemukan secara klinisi.
c. Aspek Praktis
Epidemiologi
dari aspek praktis adalah ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran
penyakit yang menimpa individu, kelompok atau masyarakat umum.
Dalam
hal ini, penyebab penyakit tidak harus diketahui secara pasti, tetapi
diutamakan pada cara penularan, infetivitas, menghindarkan agen yang diduga
sebagai penyebab, toksin atau lingkungan dan membentuk kekebalan untuk menjamin
kesehatan manusia.
Misalnya:
a)
Ditemukannya efek samping obat iodokloroquinolin yang
serius diJepang, walaupun saat itu mekanismenya belum diketahui dengan jelas
dan di Indonesi belum ditemukan adanya efek samping tersebut, tetapi pemerintah
Indonesia melalui Departemen Kesehatan telah melarang beredarnya obat tersebut.
Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran efek samping obat tersebut masuk
ke Indonesia
b)
Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS), walaupun cara perlindungan dan pengobatan
belum diketahui, tetapi telah dilakukan berbagai upaya untuk mencegah
penyebaran penyakit tersebut, misalnya harus ada keterangan bebas AIDS untuk
dapat masuk suatu Negara, screening pada
donor darah, pengawasan terhadap homoseks, dan lain-lain.
2.2
KONSEP
EPIDEMIOLOGI
Konsep-konsep
epidemiologi yang masih berlaku saat ini adalah antara lain:
a.
Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit
b.
Penggunaan data kuantitatif dan statistic
c.
Penularan penyakit
d.
Eksprimen pada manusia
Di dalam
perkembangan batasan epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3
elemen, yakni :
a. Mencakup
semua penyakit
Epidemiologi
mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non
infeksi.seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu
lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di
negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan
kesehatan.
b.
Populasi
Apabila
kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit
individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit
pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
c.
Pendekatan ekologi
Frekuensi
dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan
manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang
dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari
manusia dan total lingkungannya.
2.3
MACAM-MACAM EPIDEMIOLOGI
a.
Epidemiologi Deskriptif
Epidemiologi yang hanya menggambarkan besarnya masalah
kesehatan yg terjadi di masyarakat. Besarnya masalah kesehatan digambarkan
dalam 3 variabel epidemiologi yaitu orang (person), tempat (place) dan waktu
(time).Cara menggambarkan masalah kesehatan dapat dalam bentuk: narasi, tabel, grafik
atau gambar/peta.
i.
Epidemiologi Analitik
Epidemiologi yang selain menggambarkan
besarnya masalah kesehatan, juga mencari faktor yang menyebabkan masalah
kesehatan tersebut di masyarakat. Epidemiologi analitik selain menggambarkan
besarnya masalah dengan 3 variabel epidemiologi juga mencari faktor penyebab
masalah kesehatan tsb.Cara mencari faktor penyebab dengan melakukan penelitian
2.4
TUJUAN DAN
PENERAPAN EPIDEMIOLOGI
2.4.1
Tujuan Epidemiologi
Secara umum,
dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari epidemiologi
adalah memperoleh data frekuensi distribusi dan determinan penyakit atau
fenomena lain yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Data yang diperoleh
dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang penyebab penyakit, misalnya:
1.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan pada kejadian
luar biasa akibat keracunan makanan dapat digunakan untuk mengungkapkan makanan
yang tercemar dan menemukan penyebabnya.
2.
Penelitian epidemiologis yang dilakukan untuk mencari
hubungan antara karsinoma paru-paru dengan asbes.
3.
Menetukan apakah hipotesis yang dihasilkan dari
percobaabn hewan konsisten dengan data epidemiologis. Misalnya, percobaan
tentang terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk
mengetahui apakah hasil percobaan hewan konsisten dengan kenyataan pada
manusia, dilakukan analisis terhadap semua penderita karsinoma kandung kemih
lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan bukan penderita.
4.
Memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan, penanggulangan masalah kesehatan,
serta menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat; misalnya:
a.
Data frekuensi distribusi berbagai penyakit yang
terdapat dimasyarakat dapat digunakan untuk menyusun rencana kebutuhan pelayanan
kesehatan disuatu wilayah dan menentukan prioritas masalah.
b.
Bila dari hasil penelitian epidemiologis diperoleh
bahwa insidensi tetanus neonatorum disuatu wilayah cukup tinggi maka data
tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi yang efektif dan efisien dalam
menggulangi masalah tersebut, misalnya dengan mengirirm petugas lapangan untuk
memberikan penyuluhan pada ibu-ibu serta mengadakan imunisasi pada ibu hamil.
2.4.2
Penerapan
Epidemiologi
1. Pengamatan
Epidemiologi (surveilance epidemiologi) adalah pengamatan akan tanda-tanda munculnya wabah penyakit di masyarakat.
2. Kegiatan
surveilance dilakukan dengan pengumpulan data, kemudian mencatat dan
menganalisa akan munculnya kejadian-kejadian penyakit.
3. Penelitian
Epidemiologi: bersifat lebih mendalam dan mengadakan analisis serta kesimpulan.
4. Penelitian
bertujuan mencari faktor penyebab penyakit atau membuktikan hipotesa yang telah
dibuat berdasarkan kajian masalah yang telah terjadi.
2.5
PERAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN
Dalam bidang kesehatan
msyarkat, epidemiologi mempenyai tiga fungsi utama:
1. Menerangkn tentang besarnya masalah dan
ganggun kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk
tertentu.
2. Menyiapkan data/ informasi yang esensial
untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan rogram, serta evaluasi berbagai
kegiatan pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik yang bersifat pencegahan
dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan skala
prioritas terhadap kegiatan tersebut.
3. Mengidentifikasi berbagai factor yang menjadi
penyebab masalah atau factor yang berhubungan dengan terjadinya masalah
tersebut.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, para
ahli epidemiologi lebih memusatkan perhatiannya pada berbagai sifat
karakteristik individu dalam suatu populasi tertentu seperti sifat
karakteristik biologis, sosio ekonomis, demografis, kebiasaan individu serta
sifat genetic. Pada berbagai sifat karakteristik tersebut, akan memberi
gambaran tentang sifat permasalahan yang ada dalam masyarakat serta kemungkinan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2.6 RUANG LINGKUP
Dari
pengertian epidemiologi dan metode epidemiologi, maka bentuk kegiatan
epidemiologi meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik yang
berhubungan dengan bidang kesehatan maupun diluar bidang kesehatan. Berbagai
bentuk dan jenis kegiatan dalam epidemiologi saling berhubungan satu dengan
lainny sehingga tidak jarang dijumpai bentuk kegiatan yang tumpang tindih.
Bentuk kegiatan epidemiologi dasar yang paling sering digunakan adalah bentuk
epidemiologi deskriptif yakni bentuk kegiatan epidemiologii yang memberikan
gambaran atau keterangan tentang keadaan serta sifat penyebaran status
kesehatan dan gangguan kesehatan maupun penyakit pada suatu kelompok penduduk
tertentu (terutama menurut sifat karakteristik orang, waktu, dan tempat)
Bentuk
kegiatan epidemiologi ang erat hubungannya dengan deskriptif epidemiologi
adalah dalam menilai derajat kesehatan dan besar kecilnya masalah kesehatan
yang ada dalam suatu masyarakat tertentu. Bentuk kegiatan ini erat hubungannya
dengan penyusunan perencanaan kesehatan masyarakat serta penilaian hasil
kegiatan usaha pelayanan kesehatan pada penduduk tertentu.
Dewasa
ini penelitian epidemiologi pada dasarnya dapat dibagi dlam dua bentuk dasar
yakni penelitian observasi atau pengamatan terhadap kejadian alami dalam
masyarakat untuk mencari hubungan sebab akibat terjadinya gangguan keadaan
normal dalam masyarakat tersebut, serta penelitian eksperimental yang merupakan
penelitian yang didasarkan pada perlakuan tertentu terhadap objek untuk dpat
memperoleh jawaban tentang pengaruh perlakuan tersebut terhadap objek yang
diteliti. Dalam hal ini, populasi sasaran dientukan secara cermat serta setiap
perubahan yang timbul merupakan akibat dari perlakuan khusus oleh pihak
peneliti.
Dalam
perkembangan selanjutnya maka prinsip epidemiologi yang meliputi epidemiologi
deskriptif maupun penelitian epidemiologi dikembangkan lebih luas sebagai suatu
system pendekatan didalam berbagai kehidupan kemasyarakatan
Adapun
ruang lingkup epidemiologi seperti disebutkan diatas termasuk barbagai masalah
yang timbul dalam masyarakat, baik yang berhubungan erat dengan bidang
kesehatan maupun dengan berbagai kehidupan social, telah mendorong perkembangan
epidemiologi dalam berbagai bidang:
1. Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha
pencegahan dan penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia
mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu
hasil yang gemilang dari epidemiologi. Peranan epidemiologi surveilans pada
mulanya hanya ditujukan pada pengamatan penyakit menular secara seksama,
ternyata telah memberikan hasil yang cukup berarti dalam menangulangi berbagai
masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak menular.
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Pada saat ini sedang berkembang pesat dalam usaha
mencari berbagai factor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah
penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit sistemik serta berbagai
penyakit menahun lainnya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalu lintas
dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini banyak digunakan terutama
dengan meningkatnya masalah kesehatan yang bertalian erat dengan berbagai
gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang industri yang banyak mempengaruhi
keadaan lingkungan, termasuk lingkungan fisik, biologis, maupun lingkungan
social budaya.
3. Epidemiologi klinik
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang
sedang dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi/
dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disilin ilmu epidemiologi. Dalam
penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari, para petugas medis terutama para
dokter sering menggunakan prinsip=prinsip epidemiologi dalam menangani kasus
secara individual. Mereka lebih berorientasi pada penyebab dan cara
mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya tidak tertarik unutk
mengetahui serta menganalisis sumber penyakit, cara penularan dan sifat
penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para klinisi
tersebut, merupakan data informasi yng sanat berguna dalam analisis
epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas
pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin ilmu yang memeliki
metode pendekatan serta penerapannya secara khusus
4. Epidemiologi kependudukan
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang
menggunakan system pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan
demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi
kependudukan tidak hanya memberikan analisis tentang sifat karakteristik
penduduk secara demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan
penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat berperan dalam berbagai aspek
kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui jasa, yang erat
hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan, kesejahteraan rakyat,
kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi
yang dilayani. Dalam hal ini peranan epidemiologi kependudukan sangat penting
untuk digunakan sebagai dasar dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun
perencanaan yang baik. Juga sedang
dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya dengan gerakan
keluarga berencana dn kependudukan.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk ini merupakan salah satu system pendekatan
manajemen dalam menganalis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu
maslah serta penyusunan pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Sisem pendekatan epidemiologi dalam
perencanaan kesehatan cukup banyak digunakan oleh para perencana kesehatan baik
dalam bentuk analisis situasi, penetuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian
hasil suatu kegiatan kesehatan yang bersifat umum maupun dengan sasaran khusus.
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemioloi yang
mempelajari serta mnganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat pengaruh
keterpaparan pada lingkubngan kerja, baik yang bersifat fisik kimiawo biologis
maupun social budaya, serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat
berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta untuk menilai keadaan dan
lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
7. Epidemiologi kesehatan jiwa
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis
masalah gangguan jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadan kelainan jiwa
kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai factor yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat. Dengan meningkatnya berbagai keluhan
anggota masyarakat ang lebih banyak mengarh ke masalah kejiwaan disertai dengan
perubahan social masyarakat menuntut suatu car pendekatan melalui epidemilogi
social masyarakat menuntu suatu cara pendekatan melalui epidemiologi social
yang berkaitan dengan epidemiologi kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini
gangguan kesehatan jiwa tidak lagi merupakan masalah kesehaan individu saja, tetau
telah merupakan masalah social masyarakat.
8. Epidemiologi gizi
Dewasa ini banyak digunakan dalm analisis masalah gizi
masyarakat dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang
menyangkut pola hidup masyarakat.
Pendekatan masalah gizi masyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan
untuk menganalisis berbagai factor yang berhubungan erat dengan timbulnya
masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang
berkaitan dengan kehidupan social masyarakat. Penanggulangan maslah gizi
masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi lebih mengarah kepad
penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan timbulnya masalah
tersebut dalam masyarakat dan tidak
hanya terbatas pada sasaran individu atau lingkungan kerja saja.
2.7
RIWAYAT
ALAMIAH PENYAKIT
Riwayat
alamiah suatu penyakit dapat digolongkan dalam 5 tahap :
a.
Pre Patogenesis
Tahap ini telah
terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit, tetapi interaksi ini
terjadi di luar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar tubuh
manusia dan belum masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini belum ditemukan adanya
tanda-tanda penyakit dan daya tahan tubuh penjamu masih kuat dan dapat menolak
penyakit. Keadaan ini disebut sehat.
b.
Tahap inkubasi (sudah masuk Patogenesis)
Pada tahap ini bibit penyakit
masuk ke tubuh penjamu, tetapi gejala-gejala penyakit belum nampak. Tiap-tiap
penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda. Kolera 1-2 hari, yang bersifat
menahun misalnya kanker paru, AIDS dll.
c.
Tahap penyakit dini
Tahap ini mulai
dihitung dari munculnya gejala-gejala penyakit. pada tahap ini penjamu sudah
jatuh sakit tetapi masih ringan dan masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari.
Bila penyakit segera diobati mungkin bisa sembuh tetapi jika tidak bisa
bertambah parah. Hal ini terganting daya tahan tubuh manusia itu sendiri,
seperti memperbaiki pola makan, istirahat dan perawatan yang baik di rumah
(self care).
d.
Tahap penyakit lanjut
Bila penyakit
penjamu bertambah parah, karena tidak diobati atau pengobatan yang tidak teratur
atau tidak memperhatikan anjuran-anjuran yang diberikan pada penyakit sejak
dini, maka penyakit masuk pada tahap lanjut. Penjamu terlihat tak berdaya dan
tak sanggup lagi melakukan aktifitas. Tahap ini penjamu memerlukan perawatan
dan pengobatan yang intensif.
e.
Tahap penyakit akhir
Tahap akhir
dibagi menjadi 5 keadaan :
1.
Sembuh sempurna (bentuk dan fungsi tubuh penjamu
kembali berfungsi seperti keadaan sebelumnya atau bebas dari penyakit)
2.
Sembuh tapi cacat , penyakit penjamu berakhir atau
bebas dari penyakit, tapi kesembuhannya tak sempurna, karena terjadi cacat
(fisik, mental maupun sosial) dan sangat tergantung dari serangan penyakit
terhadap organ-organ tubuh penjamu.
3.
Karier , pada karier perjalanan penyakit seolah
terhenti karena gejala penyakit tak tampak lagi, tetapi dalam tubuh penjamu
masih terdapat bibit penyakit yang pada suatu saat bila daya tahan tubuh
penjamu menurun akan dapat kambuh kembali. Keadaan ini tak hanya membahayakan
penjamu sendiri, tapi dapat berbahaya terhadap orang lain atau masyarakat,
karena dapat menjadi sumber penularan penyakit (human reservoir).
4.
Kronis , pada tahap ini perjalanan penyakit tampak
terhenti, tapi gejala-gejala penyakit tidak berubah. Dengan kata lain tidak
bertambah berat maupun ringan. Keadaan ini penjamu masih tetap berada dalam
keadaan sakit.
5.
Meninggal , Apabila keadaan penyakit bertambah parah
dan tak dapat diobati lagi, sehingga berhentinya perjalanan penyakit karena
penjamu meninggal dunia. Keadaan ini bukanlah keadaan yang diinginkan.
2.8
UPAYA
PENCEGAHAN DAN UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
Dalam kesehatan
masyarakat ada 5 tingkat pencegahan penyakit menurut Leavell and
Clark. Pada point 1 dan 2 dilakukan pada masa sebelum sakit dan point 3,4,5
dilakukan pada masa sakit.
1.
Peningkatan kesehatan (health promotion)
a. Penyediaan
makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
b. Perbaikan
hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan
sampah, pembuangan tinja dan limbah.
c. Pendidikan
kesehatan kepada masyarakat. Misal untuk kalangan menengah ke atas di negara
berkembang terhadap resiko jantung koroner.
d. Olahraga
secara teratur sesuai kemampuan individu.
e. Kesempatan
memperoleh hiburan demi perkembangan mental dan sosial.
f. Nasihat
perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab.
2.
Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit
tertentu
a. Memberikan
immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit.
b. Isolasi
terhadap penderita penyakit menular, misal yang terkena flu burung.
c. Pencegahan
terjadinya kecelakaan baik di tempat umum maupun tempat kerja.
d. Perlindungan
terhadap bahan-bahan yang bersifat karsinogenik, bahan-bahan racun maupun
alergi.
e. Pengendalian
sumber-sumber pencemaran.
3.
Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang
cepat dan tepat
a.
Mencari kasus sedini mungkin.
b.
Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan
pemeriksaan . Misalnya pemeriksaan darah, rontgent paru.
c.
Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan
penderita penyakit menular untuk diawasi agar bila penyakitnya timbul dapat
segera diberikan pengobatan.
d.
Meningkatkan keteraturan pengobatan terhadap penderita.
e.
Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap permulaan
kasus.
4.
Pembatasan kecacatan (dissability limitation)
a.
Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita
sembuh dan tak terjadi komplikasi.
b.
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan.
c.
Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk
dimungkinkan pengobatan dan perawatan yang lebih intensif.
5.
Pemulihan kesehatan (rehabilitation)
a.
Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat.
b.
Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali
dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk
bertahan.
c.
Mengusahakan perkampungan rehabilitasi sosial sehingga
setiap penderita yang telah cacat mampu mempertahankan diri.
d.
Penyuluhan dan usaha-usaha kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia sembuh dari suatu penyakit.
Ukuran frekuensi penyakit menunjukkan kepada besarnya masalah kesehatan
yang terdapat pada kelompok manusia atau masyarakat. Artinya bila dikaitkan
dengan masalah penyakit menunjukkan banyaknya kelompok masyarakat yang
terserang penyakit. Untuk mengetahui frekuensi masalah kesehatan yang terjadi
pada sekelompok orang/masyarakat dilakukan langkah-langkah :
1.
Menemukan masalah kesehatan, dengan cara mengambil data
penderita yang datang ke puskesmas, laporan dari masyarakat yang datang ke
puskesmas.
2.
Research atau survei kesehatan , misalnya : Survei
Kesehatan Rumah Tangga
3.
Studi kasus , misalnya
: kasus penyakit pasca bencana tsunami.
2.9
PENELITIAN
DAN VARIABEL EPIDEMIOLOGI
Secara
sederhana, studi epidemiologi dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut:
1.
Epidemiologi deskriptif, yaitu Cross Sectional Study
atau studi potong lintang atau studi prevalensi atau survei.
2.
Epidemiologi analitik, terdiri dari :
a.
Non
eksperimental
1)
Studi kohort / follow up / incidence / longitudinal
/ prospektif studi. Kohort diartikan
sebagai sekelompok orang. Tujuan studi mencari akibat (penyakitnya).
2)
Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif.
Tujuannya mencari faktor penyebab penyakit.
3)
Studi ekologik. Studi ini memakai sumber ekologi
sebagai bahan untuk penyelidikan secara empiris faktor resiko atau
karakteristik yang berada dalam keadaan konstan di masyarakat. Misalnya, polusi
udara akibat sisa pembakaran BBM yang terjadi di kota-kota besar.
b.
Eksperimental.
1)
Clinical Trial
2)
Community Trial.
VARIABEL EPIDEMIOLOGI
1. Variabel
Orang
a)
Umur
b)
Jenis Kelamin
c)
Jenis Peketjaan
d)
Pengahasilan
e)
Golongan etik
f)
Status
Perkawinan
2. Variabel
Tempat
3. Variabel
Waktu
a)
Jangka Pendek
b)
Perubahan secara Status
c)
Perubahan-perubahan angka kesakitan
2.10 PENGUKURAN EPIDEMIOLOGI
Pengukuran epidemiologi penyakit dibagi manjadi 2 yaitu:
1.
Insiden
Insiden
adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan
pada suatu waktu tertentu di dalam kelompok masyarakat. Untuk dapat
menghitung angka insidensi suatu penyakit, sebelumnya harus diketahui terlebih
dahulu tentang :
a.
Data tentang jumlah penderita baru.
b.
Jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu :
- Incidence Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu jangka
waktu tertentu(umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.
Rumus yang digunakan:
Jumlah Penderita Baru
Insiden rate =
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−− x K
Jumlah
penduduk yg mungkin terkena
Penyakit tersebut pada pertengahan tahun
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰) X K
Manfaat Incidence Rate adalah :
- Mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi
- Mengetahui Resiko untuk terkena masalah kesehatan
yang dihadapi
- Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas pelayanan
kesehatan.
- Attack Rate
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada
saat yang sama.
Manfaat Attack Rate adalah :
- Memperkirakan derajat serangan atau
penularan suatu penyakit.
Makin tinggi
nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan penyakit
tersebut.
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat
Attack rate
=−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah Penduduk yg. Mungkin
terkena Penyakit
Tersebut pd. Saat yg. Sama.
- Secondary Attack Rate
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah penduduk dikurangi
orang/penduduk yang pernah terkena penyakit pada serangan pertama.
Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam Satu Keluarga ).
Rumus yang digunakan :
Jumlah Penderita Baru pd. Serangan Kedua
SAR =
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
(Jml.
Penddk – Pendd. Yg. Terkena Serangan Pertama )
- Prevalen
Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan
baru yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat
tertentu. Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk
tanpa memperhitungkan orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko
(Population at Risk). Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi
sebenarnya BUKAN-lah suatu RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin
terkena penyakit juga dimasukkan dalam perhitungan. Secara umum nilai
prevalen dibedakan menjadi 2, yaitu :
a)
Period Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit
yang ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk
pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan Nilai Periode Prevalen Rate
hanya digunakan untuk penyakit yang sulit diketahui saat munculnya, misalnya
pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Rumus yang digunakan :
Jumlah penderita lama & baru
Periode Prevalen Rate =
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah penduduk pertengahan
b)
Point Prevalen Rate
Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit
pada suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu. Dapat dimanfaatkan
untuk mengetahui Mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus :
Jumlah Penderita lama & baru Saat itu
Point Prevalen Rate =
−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−−xK
Jumlah Penduduk Saat itu
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Epidemiologi
lahir berdasarkan dua asumsi dasar. Pertama, penyakit pada populasi manusia
tidak terjadi dan tersebar begitu saja secara acak. Kedua, penyakit pada
manusia sesungguhnya mempunyai faktor penyebab dan faktor preventif yang dapat
diidentifikasi melalui penelitian sistematik pada berbagai populasi, tempat,
dan waktu. Berdasarkan asumsi tersebut, epidemiologi dapat didefinisikan
sebagai ” ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan – determinan
frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia.
Tujuan akhir riset
epidemiologi yaitu mencegah kejadian penyakit, mengurangi dampak penyakit dan
meningkatkan status kesehatan manusia. Sasaran epidemiologi adalah populasi
manusia, bukan individu. Ciri-ciri ini yang membedakan epidemiologi dari ilmu
kedokteran klinik dan ilmu-ilmu biomedik, yang lebih memusatkan perhatiannya
kepada individu, jaringan, atau organ.
3.2 Saran
Penulis
sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
tentang epidemiologi.
Dan
harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi penulis tetapi juga
berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun makalah ini kurang
sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Syafrudin, dkk. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta. Penerbit:
Trans Info Media
Wahyuni,puji,dkk.2009.
dasar ilmu kesehatan masyarakat dalam
kebidanan.jakarta. penerbit: fitramaya
Notoadmojo.seokidjo.2011.kesehatan masyarakat ilmu dan seni.
Jakarta. Penerbit: rineko cipto
Ikbal.mubarak.
2012.ilmu kesehatan masyarakat.
Jakarta. Penerbit : salemba medika
http://adtyasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/macam-macam-epidemiologi.pdf
diakses tanggal 20 Juni 2010.
http://www.docstoc.com/docs/36710914/riwayat-alamiah-penyakit.
diakses tanggal 20 juni 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar